Hallo apa kabar ? Puji syukur kepada Yang Maha kuasa sehingga bisa terbit kembali posting ini, amiin. Kita langsung saja ya sobat ?
Bekerja, berkarier atau wirausaha adalah 2 (dua) pilihan yang layak dijalani saat ini. Namun sebaiknya, tetapkan berdasarkan kemampuan agar tak mengorbankan kehidupan dan masa depan.
Bekerja, berkarier atau wirausaha adalah 2 (dua) pilihan yang layak dijalani saat ini. Namun sebaiknya, tetapkan berdasarkan kemampuan agar tak mengorbankan kehidupan dan masa depan.
Pemikiran oleh karena ada alasan adakalanya, tidak perlu menunggu hari tua untuk memulai usaha sendiri. Pemilihan usaha dan memutuskan untuk memiliki usaha sendiri ketika masih di usia produktif. Mana yang lebih tepat ?
Tetap sebagai berkarier atau usaha sendiri yang mana ya ?
Tetap sebagai berkarier atau usaha sendiri yang mana ya ?
Berikut kiat dari Eko Endarto RFA, perencana keuangan dari Finansial Consulting, agar tidak terjerumus pada keputusan yang kurang tepat sebelum memutuskan mengakhiri karir dan memulai usaha sendiri.
1. Baca Peluang
Pada dasarnya yang dilihat dari sebuah pilihan berkarier atau wirausaha, bukan sekadar peluang. Peluang itu akan selalu ada. Tapi yang paling penting untuk diperhatikan adalah apakah peluang itu bisa menjadi prospek yang bagus untuk masa depan kita?
Pahami jika ini sudah melewati pertimbangan yang matang. Semua pilihan pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.
Cara terbaik mengetahui pilihan yang tepat adalah dengan membuat pertimbangan peluang bisa memberikan prospek yang bagus bagi diri kita ke depan. Bila prospeknya bagus dan hal itu bisa terjadi, maka apapun pilihannya takkan jadi masalah.
2. Fokus pada Tujuan
Sebelum memilih untuk berwirausaha, pahami bila pada setiap usaha pasti akan mengalami masa sulit. Tanamkan dalam pemikiran, usaha adalah proses. Di dalam proses tersebut, selalu ada saat yang bagus namun ada juga yang tidak bagus.
Apabila datang masa yang sulit, cobalah ingat kembali jika salah satu alasan memilih berwirausaha, karena prospeknya ke depan kita nilai lebih menjanjikan. Paling tidak akan lebih baik dari kondisi saat ini.
Hal penting lain yang patut dicatat, selalu fokus pada tujuan di masa depan. Mungkin akan selalu ada goncangan kecil dalam perjalanan mencapai tujuan, tapi jangan sampai menghancurkan keyakinan. Apalagi hingga menghilangkan harapan pada tujuan di depan.
3. Bisa Kapan Saja
Pilihan berwirausaha sebenarnya bisa dilakukan kapan saja. Apakah ketika masih di usia produktif, maupun ketika sudah memasuki masa pensiun. Prinsipnya bila merasa pilihan dan peluang yang diberikan bisa mendatangkan prospek bagus, mengapa tidak? Prospek yang baik ini bukan hanya dilihat dari kekayaan atau kesejahteraan yang bisa dicapai, namun juga memberikan aktualisasi diri.
Mengenai penentuan kapan berwirausaha dapat dimulai, lebih cepat dimulai tentu lebih baik. Ingat, wirausaha adalah sebuah proses, bukan seperti bekerja dan menerima gaji secara langsung setelah 1 bulan kita menerima pekerjaan. Hasilnya baru akan dipetik setelah usaha membuahkan hasil dan keberhasilan itu datang tidak dapat diprediksi. Bisa cepat, bisa juga lambat. Tergantung bagaimana seseorang menjalani proses tersebut.
4. Asuransi Usaha
Semua kegiatan pasti ada risikonya, termasuk juga usaha. Dan, saat ini, Anda dapat memilih menanggung risiko itu sendirian dengan kekayaan pribadi, atau dengan meletakkan risiko tersebut ke orang lain dengan asuransi.
Memang, pada dasarnya usaha tidak dapat diasuransikan, namun aset usaha sangat bisa diasuransikan.
Aset usaha berupa tempat usaha, barang dagangan, atau jenis aset lainnya, masih bisa diasuransikan. Caranya, dengan menghubungi perusahaan asuransi kerugian. Bersama mereka, dapat dihitung berapa besaran aset yang dapat diasuransikan. Selain itu, konsultasikan mengenai produk yang paling sesuai dengan risiko yang paling mungkin terjadi terhadap usaha.
5. Kesungguhan dan Disiplin
Sebelum memulai berwirausaha, pastinya akan ada pertanyaan besar yang mengganjal: “Berapa besar modal yang harus dikumpulkan untuk bisa memulai usaha baru?”
Sebenarnya tidak ada patokan berapa besar modal uang yang dibutuhkan, tapi yang paling utama adalah modal kesungguhan dan disiplin menjalani proses. Namun, tidak mungkin bisa menjalankan usaha tanpa ada uang sama sekali. Tetap dibutuhkan perhitungan modal sebelum menjalankan usaha.
Nah, besaran modal yang dibutuhkan tersebut sangat tergantung dengan jenis dan besaran usaha yang akan dijalankan. Kalau dimulai dari usaha yang kecil, hanya dengan dana Rp 100 ribu pun sudah bisa memulai usaha. Begitu pula untuk usaha yang lebih besar.
Tapi, dengan dana Rp 100 juta, modal usaha juga bisa kurang jika digunakan untuk usaha jenis lain. Jadi modal usaha memang sangat tergantung jenis dan skala besaran usahanya. Sebaiknya kalkulasikan dengan baik sasaran usaha yang akan dilakukan dan sisihkan dahulu penghasilan sebagai modal usaha kelak.
Berapa dana yang disisihkan? Minimal sisihkan 20 persen dari penghasilan untuk dikumpulkan sebagai modal usaha. Anggaplah usaha ini kelak sebagai investasi di masa depan.
Nah itulah sebagai shering daiambil dari dok NOVA sourse : www.tabloidnova.com semoga bisa bermanfaat untuk sobat. Mungkin ada trik baru silakan disampaikan untuk menambah artikel ini ya sobat? atas kesediaan anda membaca dan meluangkan waktu diucapkan terima kasih.... sering-seringlah kesini lagi..... promosi kali.....
2 komentar:
Informasinya mantap mas..
Saya sih sekarang lg usaha kecil-kecilan.
Dari masih kuliah sih sebenernya.. Lumayanlah buat nambah pengalaman jadi entrepreneur.. Hehe
Niatnya sih kalo udah kerja nanti usaha ini tetep jalan. (^_*)
Bener tuh.. mau modal sebesar apa juga kalo ga serius sama disiplin susah jadinya.. Hihi
Nice info.. :)
benar tuh bidang apapun keseriusan menjadi prioritas, komentar sobat menjadi masukan yang berguna, terima kasih ya sob
Posting Komentar
Setelah membaca sampaikan komentar anda, jangan Spam ya ? komentar anda berguna untuk pengembangan dunia perasuransian dan blog ini, atas kerjasama diucapkan terima kasih sering-seringlah mampir kembali semakin sering bersilaturrahmi maka akan terbuka kesempatan dan rezeki kita juga terbuka, mudah-mudahan amiin (semakin banyak sahabat semakin bagus)